TRIBUNNEWS.COM-Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Profesor Rully Indrawan mengatakan, pihaknya sedang mengembangkan kebijakan khusus untuk koperasi yang menyangkut restrukturisasi kredit bagi anggotanya. -Pada Sabtu (28/3/2020), Rully Indrawan di Jakarta membenarkan bahwa situasi saat ini tidak wajar atau tidak normal. Karenanya, apapun kebijakannya, tidak akan memuaskan semua pihak.

“Lepaskan, mungkin keuntungannya tidak akan sebesar dulu, tapi kalau memungkinkan tidak akan rugi. Jadi pikirkan begini. Karena kita mencari keseimbangan antar anggota koperasi,” Kata Rully.
Rully menegaskan, pihaknya tidak ingin koperasi bangkrut. “Koperasi semacam ini membutuhkan sikap yang berbeda dengan bank. Karena koperasi itu milik anggotanya sendiri. Tampaknya kebijakan koperasi juga ditentukan oleh anggotanya,” kata Profesor Larry. Ia mengatakan, pihaknya akan segera memberikan jaminan.
Di saat yang sama, Supomo, Direktur Utama LPDB KUMKM, menjelaskan, pihaknya sudah mulai menghitung atau merevisi apa yang dikatakan Presiden Yokovi. Sebagai mitra untuk relaksasi dan kerjasama. Misalnya, restrukturisasi melibatkan pembayaran yang jatuh tempo. Supomo, LPDB dapat terus mempertimbangkan relaksasi berdasarkan apa yang telah dilakukan OJK.
“Jangan khawatir, kami sedang mempertimbangkan mitra. Untuk situasi saat ini, dia tidak punya alasan yang tidak masuk akal.” Intinya, LPDB selalu siap membuat mitranya lebih fleksibel. “Kata Supomo, masyarakat sudah menilai koperasi. Memang koperasi selalu digaungkan, yakni dari satu anggota ke anggota lain, bisa dikatakan Rulli:“ Karena hubungan koperasi dengan anggotanya berbeda dengan bank dan nasabahnya. Hubungan antara. “-Rulli menambahkan, beberapa koperasi sudah melakukan langkah sosialisasi dengan anggotanya untuk menghadapi situasi ini. Jika tidak, perintah akan menyiapkan rencana bantuan.