
TRIBUNNEWS.COM-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta stafnya untuk memberikan bantuan untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan keunggulan setiap produk pertanian, termasuk produk rempah-rempah, yaitu pala. SYL menyampaikan berita ketika ia mengunjungi pembibitan pala di Desa Seith, Distrik Leihitu, Kabupaten Tengah, Maluku, pada hari Sabtu, 30/5.
SYL mengatakan bahwa peran dan penguasaan teknologi sangat penting untuk mempercepat pengembangan perkebunan. Menurutnya, karena teknologinya konsisten dengan faktor produksi lainnya. SYL mengatakan: “Oleh karena itu, kemajuan dalam penelitian dan teknologi tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani.” Perkebunan yang ditanam oleh Lembaga Penelitian dan Daur Ulang Industri Indonesia (Balitri) adalah sebuah teknologi. Tidore 1 pala. Varietas ini memiliki manfaat yang sama dengan pala Ternate 1, tetapi Tidore 1 lebih tahan terhadap hama dan penyakit, dan produktivitas rata-rata varietas ini adalah 7.500 butir / pohon / tahun. Menurut data dari Administrasi Umum Perkebunan, output pala pada tahun 2018 adalah 543 kg / ha dan 548 kg / ha pada tahun 2019, masing-masing. Rendahnya produksi pala nasional disebabkan oleh kenyataan bahwa beberapa perkebunan besar adalah perkebunan masyarakat, di samping itu, petani masih menggunakan metode tradisional dan peralatan sederhana setelah pemrosesan dan panen.
“Transformasi teknologi petani sangat penting. Sekarang adalah era digital. Bantuan dan saran teknis tentang cara mengolah harus beradaptasi dengan zaman. Terutama dalam situasi seperti itu, pembatasan tatap muka. Maka, kita perlu memperkuat sektor hulu dan Kembangkan departemen hilir untuk meningkatkan nilai tambah, “kata SYL.
Dari segi informasi, pala Indonesia hampir memenuhi setengah dari kebutuhan dunia. Volume ekspor pala Indonesia Menurut data dari Administrasi Umum Perkebunan, pada tahun 2018, hingga 20.202 ton setara dengan US $ 1.166 juta. Tujuan Surabaya dan Jakarta pada tahun 2020 adalah 106,1 ton, dengan frekuensi 19 kali. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan bahwa dalam pandemi seperti itu, sektor pertanian adalah tulang punggung.
“Saya mengundang Gubernur Bupati dan Camat ke kepala desa, petani dan perusahaan pertanian untuk melanjutkan kegiatan mereka dan melakukan produksi sesuai dengan perjanjian kebersihan. Dia menyimpulkan.