Jakarta TRIBUNNEWS.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengunjungi Kementerian Desa dan Daerah Rentan (PDTT) untuk memahami perkembangan distribusi dana BLT di desa selama pandemi Covid-19. Komisioner Eropa Nawawi Pomalongo mengatakan di kantor Kementerian Kesehatan, Kamis (9 Juli 2020): “Menteri dan pangkat militer, kehadiran kami di sini konsisten dengan fungsi tugas-tugas pencegahan dan koordinasi.” PDTT Jakarta.
Nawawi menegaskan kembali bahwa para pemimpin KPK menghadiri pertemuan untuk melaksanakan tugas koordinasi dengan Kementerian Kesehatan sebagai lembaga pemerintah, yang saat ini bertanggung jawab atas distribusi Dana Desa BLT untuk penduduk yang terkena dampak oleh Covid-19. BLT Village Fund juga menyediakan data terperinci tentang kemajuan dan latar belakang penerima dana BLT Village, pada saat yang sama.
“Partai Nazi sekarang di sini, kita harus pergi bersama. Jalan ini masih di jalur yang kita sepakati sesuai dengan peraturan saat ini.”
Sebelumnya, Menteri Desa Abdul Halim Iskandar mengungkapkan dana pedesaan BLT Kemajuan distribusi. Dari awal pandemi Covid-19 hingga 8 Juli 2020, sekitar 74.865 desa telah menerima dana desa, terhitung 99% dari total 74.953 desa di Indonesia.
“Mengapa tidak 100%, karena masih ada beberapa desa yang belum diselesaikan secara administratif. Karena beberapa masalah tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri masih memblokir desa-desa ini. Sejauh ini, blokade belum dibuka,” Abdul Ha Lim (Abdul Halim) dikatakan atau biasa dikenal sebagai Menteri Gus.

74.753 desa telah diidentifikasi melalui dana khusus desa untuk calon BLT Dana Desa, dan 72.599 desa telah mendistribusikan desa-desa ini. Desa, menyumbang 97% dari 74.865 desa. – Informasi terperinci tentang penduduk desa yang menerima Dana Pedesaan BLT, 7.742.176 rumah tangga, termasuk 2.400.075 janda atau kepala rumah tangga perempuan, dan kemudian 283.644 penduduk dengan penyakit kronis dan penyakit kronis.
Hingga saat ini, jumlah total dana pedesaan yang telah digunakan untuk Dana Pedesaan BLT adalah Rp 4.645.305 5.600.000, yang meliputi 6.813.115 petani dan pekerja pertanian, 315.028 nelayan dan nelayan, 315.028, 156 954 pekerja pabrik. , 62.734 guru dan 394.345 pedagang dan UMKM.
“Semua ini telah dimasukkan dengan nama dan alamat.” Semuanya akan dikirim langsung ke Kementerian Sosial, yang secara langsung bertanggung jawab untuk Kementerian Jaminan Sosial. “