Segera sembuh dari depresi bayi agar tidak menjadi depresi pascapersalinan

Kesehatan

Reporter Wartakotalive.com Lilis Setyaningsih melaporkan-Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Sindrom ibu pasca melahirkan atau depresi bayi cukup umum terjadi di Indonesia. Sekitar 50-70% ibu akan melahirkan baby blues (Lina, 2017).

Walaupun baby blues hanya berlangsung 2 minggu, keadaan ini tidak bisa diabaikan. Karena depresi bayi yang berlangsung lebih dari dua minggu bisa menjadi depresi atau depresi pasca melahirkan.

Gejalanya akan lebih serius karena dapat menyebabkan halusinasi dan membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

– Dr. Riske Eka Putri, M.Ked (OG), Sp.OG menyampaikan bahwa untuk mencegah terjadinya baby blues, sejak saat hamil harus selalu berpikiran positif, memberikan ilmu dan keyakinan agama terutama dukungan keluarga . Atasi hal tersebut-jika Anda pernah memiliki riwayat penyakit baby blues, maka tidak ada salahnya untuk menemui dokter kandungan dan psikiater untuk penyakit baby blues.

Dia menjelaskan bahwa durasi depresi bayi sangat singkat, paling lama hanya 2 minggu. Faktanya, kebanyakan dari mereka memuncak pada hari ke 5-7 dan turun lebih jauh di minggu kedua. Jika melebihi 2 minggu, itu bukan lavender, tetapi diklasifikasikan sebagai depresi.

Jika depresi pascapersalinan sudah membutuhkan pertolongan dokter, obat dan non obat. Obat-obatan ini dirawat dengan antidepresan non-obat sementara pada waktu yang sama dengan psikoterapi, termasuk ibu dengan gejala yang sama dalam satu atau kelompok khusus. Memar biasanya ringan dan tampaknya merupakan perubahan suasana hati. Tiba-tiba menangis tanpa alasan, takut menatap bayi, marah pada hal-hal sepele.

Ini biasanya karena sang ibu tidak mau menjadi seorang ibu atau tidak mampu menjadi seorang ibu.

Post a comment