Penderita kanker di Indonesia diperlakukan sama dengan negara lain

Kesehatan

Perlakuan penderita kanker di Indonesia sama seperti di negara lain

-TRIBUNNEWS.COM, Jakarta-Dalam pandemi ini, penderita kanker akan sulit melanjutkan pengobatan. Untuk pengobatan di luar negeri, pengobatan pasien kanker mengalami penundaan karena adanya aturan blokade di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

“Faktanya, tingkat pengobatan kanker di Indonesia saat ini sebanding dengan negara lain”, kata Bapak Biomed (Direktur RS MRCCC Siloam Semanggi) dalam siaran persnya, Rabu (15 Juli 2020): “Dr Adityawati Ganggaiswari Say.-Read: Bagaimana mencegah perokok dan yang tidak memiliki kesamaan penyakit kanker paru?

Adityawati yang biasa disapa Dr. Dieta mengatakan bahwa biaya pengobatan pasien kanker (terutama kanker paru) tergantung dari jenis pengobatan yang dilakukan. Beda, di luar negeri akan lebih tinggi. -Baca: Menghadapi kemungkinan pemulihan pasien stroke dan menjalani hidup normal

misalnya, kemoterapi harus dilanjutkan .

Saat ini RSU MRCCC Siloam Semanggi memiliki Fasilitas pengobatan kanker yang lengkap.Untuk jenis kanker tertentu (kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC), yaitu TTF-1, Napsin-A, P63), terdapat tes imunohistokimia khusus (IPC).

Dimungkinkan juga Pengobatan bertarget untuk kanker spesifik target. Sel terdeteksi dengan pemeriksaan IPC (ALK PD-L1) dan pemeriksaan molekuler (EGFR).

Baca: Efek biji pepaya, cegah gagal ginjal dan hentikan pertumbuhan sel kanker

Selain itu, Rumah Sakit MRCCC Siloan St. Mungui juga memiliki fasilitas medis untuk radioterapi, PET CT, cryotherapy dan bronchoscopy.Sementara untuk pengembangan kedepannya akan dievaluasi IPC: ROS1 dan MET, sebagai anti- Kelanjutan obat Sita Laksmi A., Ph.D., Sp. P (K) ahli kanker paru MRCCC Siloam Hospitals Semanggi mengatakan bahwa merokok, paparan silika dan okupasi (lingkungan kerja), faktor genetik dan riwayat fibrosis paru akan meningkatkan penyakit kanker paru. risiko.

Post a comment